highlander ~ xXx its all about mountain football culture attitude and movement. don't destroy caused this has been crisis so save this earth with you behavior, your attitude and your movement.!!!
Saturday, November 8, 2014
Thursday, November 6, 2014
Coban Manten dan Coban Tengah
SURGA KECIL YANG TERSEMBUNYI DI ANTARA LEMBAH DAN JURANG
Ketika itu masih dalam bulan sya’ban dan masih berbau orang
saling bermaaf maafan, dan pada waktu yang sama regristasi masuk perkuliahan
pun sudah di buka dan dimulai. Banyak lulusan sma yang mencari tempat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi terutama sebagai mahasiswa
baru. Saya termasuk mahasiswa baru di salah satu universitas negeri yang berada
di kota malang ini yang saya banggakan. Berkecimpung di dunia perkuliahan pun
tidak seperti apa yang anda bayangkan dan lihat di ftv ftv, anda angan
mengalami adaptasi yang sangat cepat dan harus mampu untuk berbaur dalam
kehidupan perkuliahan, dengan latar belakang yang berbeda beda dari setiap
mahasiswa baru membawa saya untuk beradaptasi lebih lama dari apa yang saya
bayangkan. Berawal dari kegiatan ospek jurusan lah aku mengetahui sebuah tempat
indah yang menurutku juga bisa di bilang sebuah surge kecil yang tersembunyi di
balik lembah lembah dan ladang, dimana ospek fakultasku di laksanakan di coban
rondo.
Pada malam itu
saya menuju tempat cangkruk yang biasa saya gunakan untuk melepas penat dan
sharing hal apapun. Seorang temanku juga bisa di bilang sahabat ternyata datang
padahal waktu saya sms dia menjawab tidak bisa datang hmm aku cuma tertegun.
Dkami pun mengobrol panjang lebar mengenai gunung dan perjalanan pendakian
sharing cerita menarik ketika naik, lalu aku mengarahkan pembicaraan ke tempat
yang aku ceritakan tadi kepada temanku, dia langsung terkejut setelah
melihat hasil gambar yang saya searching
dari google, tak butuh waktu lama kita pun langsung merencanakan trip yang
menurutku Cuma buat pelipur hati dan bersenang senang soalnya tidak ada waktu
untuk mendaki karena masing masing kesibukan duniawi sendiri sendiri
Hari yang di
tunggu tunggu pun datang, pagi yang cerah itu saya mulai dengan packing dan
tidak membawa perlengkapan yang lengkap seperti mendaki hehe, saya pun langsung
berangkat menuju rumah teman saya yang berada di daerah blimbing setelah
mencari cari alamat rumahnya yang sedikit rumit akhirnya ketemu juga hihi,
disana saya masih di suruh ngopi dulu sebelum berangkat maklum lah jarang
banget momen seperti itu saya lakukan bersama dengan dia. Jam set 9 pun kita
sudah meluncur ke arah coban rondo sebelum sampai area wisata coban kami
menyempatkan mampir ke pasar untuk beli logistic yang di bawa kesana maklum
saya sudah jarang memasak dan pingin masak masakan lagi hehe. Setelah kita
memasuki area wisata saya pun bertanya kepada salah satu karyawan yang ada disana
“pak tempatnya coban tengah sama coban manten itu dimana pak ?” beliau menjawab
“oh gini mas sebelum bumi perkemahan anda belok kiri menuju ladang pohon karet
yang jalanya berdebu medan nya yaa lumayanlah tetpi kalo di coban manten anda
harus jalan kaki dan menyebrangi aliran sungai untuk mencapai dua coban
tersebut ” saya berfikir dahulu dan membicarakan nya dengan enggal, niat dan
tekat sudah bulat untuk menuju sana kita pun berangkat menuju surge kecil yang
berada di lembah itu
Matahari sudah
mulai tegak, anginpun menari disela sela pohon karet yang bergerumbul sementara
rumput rumput dan ilalang pun bergoyang dengan santainya seperti langkahku
menuju coban tengah yang pertama saya kunjungi
sebagain destinasi. Medan nya pun di awal tidak cukup berat tebing
tebing yang indah disisi kanan dan kiri selama perjalalan merupakan hiburan
kecil vegetasi yang indah di sana cukup menarik ada segerombolah kera di tebing
tebing di atas sana , selang lama waktu
berjalan aku kaget dan berhenti sejenak, asap asap berterbangan pohon pohon di
lindas dan vegetasi pun terancam itulah keadaan dimana kita sudah mau mencapai
coban tengah hal itu menurutku sangat disayangkan dan di benak saya masih saya
pertanya tanyakan. Tak selang lama kaki ini melangkah rasa ironis tadi yang ada
di benak saya seketika hilang lenyap dan tenggelam setelah meilhat keindahan
coban tengah yang tak terlalu tinggi tapi sangat menakjubkan. Saya mulai
mengexplore daerah tersebut disana terdapat sebuag gua yang tak terlalu dalam
tapi buntu aku tidak tahu gua itu di peruntukan untuk apa, tidak lupa saya
menyempatkan diri untuk berfoto foto ria wkwk.
COBAN TENGAH
COBAN TENGAH
Coban yang begitu sepi tanpa ada
pengunjung lain sangat sangat jarang yang ada coban seperti ini, dan saya
pertama kali mengunjungi coban tengah ini. Saya dan enggal mencari tempat yang
natural untuk memasak buat makan siang sambil menikmati keindahan dan suasana
rimba di coban tersebut, beberapa waktu kemudia ada 4 orang yang datang dan
menemui saya, kami saling mengobrol dan sharing tentang coban tersebut dan
wisata alam yang ada di daerah batu, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 1
saya pun bersiap menuju destini terakhir ita yakni coban manten. Awal berangkat
kita melewati ladang ladang penduduk dan jalanya menanjak serta sempit hamper
30 menit perjalanan jalanya mencabang saya pun turun dan Tanya kepada petani
yang ada disana dan saya juga bertanya akan medanya, info yang kami dapat kita
menyebrangi sungai 7 kali dan medanya cukup nanjak melewati bukit dan turun
sampai ujung lembah dan disanalah surge kecil tersebut hehe, kami pun langsung
berangkat menuju destinasi terakhir kita. Suasana alam yang liar dan hutan yang
rimba sudah menyambut kita pada awal perjalanan menyebrangi sungai membelah
jalan yang sudah tertutupi ilalang dan menaiki tanjakan yang tidak cukup tinggi
tapi melelahkan itulah tantanganya, dari kejauhan suara gemuruh air terjun pun
sudah mulai terdengar saya dan enggal tidak bersabar melihat dan seperti apa
bentuk keindahan yang di tampilkan nya, setelah taka lama kaki ini melangkah
cobanya pun sudah terlihat sangat menakjubkan dan saya tidak bisa
mengungkapkanya dengan kata kata, tak butuh waktu lama kami pun meng explore
daerah tersebut yang masih sangat alami dan sangat liar sekali tak ada satupun
sampah yang ada malah bangkai seekor ular yang sudah bau, memanjat tebing untuk
berfoto foto karena tidak ada tempat atau angle yang bagus buat foto, kami pun
turun kebawah untuk sekedar merasakan dinginya air coban dan membersih kotak
makan dan badan yang terkena debu. Matahari pun sudah tersipu malu di ufuk
barat sana tandanya kami sudah bersiap untuk kembali ke rumah halaman. Ini
merupakan pengalam yang indah dan tak terlupakan, hal yang dalam di petik dari
perjalanan ini adalah berangkatlah dengan niat kemauan dan rasa penasaran,
mencobalah dan berusalah yang keras maka akan ada jalan yang terbuka dengan
sendirinya .
Coban manten
senja pun sudah mulai menampakan jati dirinya jiwaku masih tenggelama diantara lembah dan jurang tadi aku tenang aku damai dan aku nyaman disana, tak terasa panggilan suasana dan rutinitas seperti biasa pun sudah menanti di rumah sana, mungkin next trip kita akan lebih mencari tempat tepat surga kecil yang tak terjamah oleh manusia.
senja pun sudah mulai menampakan jati dirinya jiwaku masih tenggelama diantara lembah dan jurang tadi aku tenang aku damai dan aku nyaman disana, tak terasa panggilan suasana dan rutinitas seperti biasa pun sudah menanti di rumah sana, mungkin next trip kita akan lebih mencari tempat tepat surga kecil yang tak terjamah oleh manusia.
Subscribe to:
Posts (Atom)